Pasukan Favorit

Ada cita-cita yang belum sempat terwujud zaman sekolah dulu? Saya sih ada. Dulu, waktu SMP, saya bergabung dengan ekstrakulikuler PASPERA (Pasukan Pelaksana Upacara) di sekolah. Terbayang, kan ekstrakulikuler apa itu? Ya, umumnya disebut PAKIBRA.

Sejak SD, saya selalu antusias menyambut hari kemerdekaan. Hanya karena satu alasan, saya ingin menyaksikan prosesi pengibaran bendera di Istana Negara. Prosesi tersebut terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja, meski tiap tahun ya begitu-begitu saja prosesinya. Tapi tetap saja, sayang jika dilewatkan. Ketertarikan saya terhadap dunia baris berbaris itulah yang mendorong saya untuk masuk pasukan. Saya ingin belajar baris berbaris dengan berbagai variasinya, itu saja motivasinya. Saya menyukai hal itu.

Namun sayang, dua tahun aktif di ekstrakulikuler PASPERA, tak ada satupun prestasi yang mampu saya raih. Alih-alih menjadi pengibar bendera di Istana Negara, ikut lomba baris berbaris saja tidak pernah. Padahal, saya tidak pernah absen dari jadwal latihan, meskipun di hari libur. Tapi apalah daya, gerakan saya tak sebaik motivasi yang saya miliki. Pilu, jika mengingat hal tersebut. Di dunia PASKIBRA, saya hanya memiliki minat yang kuat tanpa bakat yang baik, alhasil pelatihpun enggan memilih saya. Dan sayapun tak memiliki kesempatan untuk mengukir prestasi di bidang yang saya minati itu.

Pengalaman pahit itu selalu saya ingat. Meski sudah tidak aktif di PASPERA, saya tetap tertarik dan antusias dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan PASKIBRA. Hingga saya menjadi guru, saya selalu ingin menjadi yang paling dulu datang ke lapangan sebelum upacara bendera. Dan, "gatal" rasanya jika saya tidak melibatkan diri dalam persiapan upacara bendera tersebut. "Panggilan" itu datang begitu saja. Saat saya bergabung menjadi tenaga pendidik di sekolah tempat saya mengajar sekarang, SMP Juara Bandung, belum ada PASKIBRA. Kondisi lapangan yang terbatas menjadi pertimbangan mendasar untuk menunda pendirian ekstrakulikuler ini. Sayang sekali, padahal di luar daerah banyak sekali sekolah yang bahkan tidak mempunyai lapangan, tapi mampu menjadi juara utama dalam perlombaan baris berbaris. Berbekal tekad untuk mewujudkan cita-cita yang dulu tak mampu saya raih, saya mengajukan permohonan untuk merintis ekstrakulikuler PASKIBRA di sekolah. Akhirnya, di penghujung tahun 2016, ekstrakulikuler kebanggaan saya berdiri dengan nama yang sama seperti pasukan saya ketika SMP dulu, PASPERA.

Di masa perintisan berdirinya PASPERA, rasanya sungguh berat. Motivasi kuat untuk menjadi tim kebanggaan tidak sejalan dengan kenyataan yang harus dihadapi. Ingin bersaing di perlombaan PASKIBRA antar SMP, namun tak memiliki pelatih profesional yang paham tentang baris berbaris lengkap dengan variasi dan formasinya. Selama hampir satu semester tim ini hanya mengandalkan kemampuan pas-pasan saya tentang baris berbaris untuk melatih mereka. Sudah belasan tahun saya tidak aktif di pasukan, tentu saja sudah banyak aturan ataupun gerakan yang hilang dari ingatan. Hanya bermodalkan bantuan google dan youtube, saya melatih sikap dan gerak tim. Hasilnya? Jangan ditanya. Tidak bagus.

Tapi perjuangan tak boleh terhenti, saya mencari pelatih dengan bantuan teman dan kenalan yang bisa menghubungkan saya pada dunia PASKIBRA. Kontak yang pertama, tak berhasil membuat kesepakatan, kontak kedua hasilnya tidak berbeda jauh, hingga kontak ketiga dan keempat, masih begitu-begitu saja. Saya hanya sampai tahap "nyaris", bertemu pelatih. Tak jua membuahkan hasil. Tapi, tantangan tersebut tidak pernah membuat saya putus asa, karena tim yang saya miliki adalah tim super. Mereka adalah anak-anak tangguh yang tidak pernah mengeluhkan kondisi tim yang tidak jua memiliki kemajuan pesat, karena hanya memiliki tenaga pelatih amatiran. Mereka bertahan dengan kepercayaan penuh pada tim. Mereka percaya bahwa kelak mereka akan menjadi pasukan hebat, hanya tinggal menunggu waktu saja untuk mewujudkan itu.

Keyakinan mereka tidak sia-sia, secara tidak sengaja, seorang kenalan memberi saya kontak yang bisa menghubungkan saya pada tim pelatih. Antusias, sayapun menjemput bola, alhasil tidak sampai satu pekan, saya berhasil bertemu, bahkan membuat kesepakatan dengan salah satu pelatih ahli dengan nama besar yang cukup dikenal di dunia PASKIBRA Kota Bandung. Siapa sangka, setelah sabar menanti, akhirnya tim kami mendapat pelatih profesional. Lebih dari itu, pelatih kami merupakan pelatih terbaik di Kota Bandung. Hadiah tak terduga untuk segala kerja keras yang telah dibangun.

Kini, PASPERA terus berkembang, semakin banyak prestasi yang mereka torehkan. Bahkan, kini PASPERA kami sudah memiliki dua tim yang selalu siap untuk dikirim mengikuti pertandingan. Tentu saja masih berjuang bersama pelatih terbaik kami yang sangat berjasa menanamkan kedisplinan, mengajarkan etika dan membentuk mental kuat agar kelak semua anggota PASPERA tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang menginspirasi dan membanggakan.

Komentar